Majalah Trubus Edisi 577 – Desember 2017
Rp50,000
Orang-orang seperti Hazmi cukup banyak. Sekadar menyebut contoh ada Eva Lasti Apriyani Madarona di Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat, yang meraup omzet Rp3-juta sebulan dari budidaya sayuran di dak. Muhammad Iqra di Kota Sukabumi, Provinsi Jawa Barat, Sri Ika Yunisilawati dan Sita Pujianto (Kota Tangerang, Provinsi Banten), Syafei Muhammad (Semarang, Jawa Tengah) hanya beberapa pekebun lain. Mereka memperoleh tambahan pendapatan, rumah lebih elok, dan mengurangi stres.*
- Deskripsi
- Informasi Tambahan
Deskripsi
Ketiadaan lahan bukan alasan untuk berhenti bercocok tanam. Masyarakat perkotaan yang tak memiliki lahan kini membudidayakan beragam sayuran, bahkan ikan konsumsi di teras, dak rumah, dinding pagar, teras, dan area kosong lain. Tengku Hazmi di Gunungputri, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, misalnya, menanam bayam merah, cabai, kangkung, dan pakcoy di teras dan atap rumah. Ia juga membesarkan 400 nila dan 500 lele di dak rumahnya.
Alumnus Teknik Elektronika Politeknik Negeri Jakarta itu memanen 7 kg lele dan 10 kilogram sayuran pada 18 Oktober 2016. Dengan harga Rp25.000 per kilogram lele dan Rp13.000?Rp20.000 per kg sayuran, omzetnya Rp305.000?Rp375.000. Citarasa sayuran dan ikan hasil panen Hazmi juga enak dan renyah. ?Saya ingin rumah tampak asri dengan keberadaan tanaman,? kata ayah empat anak itu.
Informasi Tambahan
Berat | 0.35 kg |
---|