- Description
Description
Di balik musibah sekalipun, terdapat berkah. Penjualan lengkeng dalam pot milik Isto Suwarno justru meningkat saat pandemi korona yakni mencapai 200 unit per bulan. Bandingkan dengan penjualan sebelum pandemi korona yang hanya sekitar 100 pot. Artinya perniagaan tanaman buah dalam pot (tabulampot) produksi Isto meningkat 100%. Harga tabulampot krerasi warga Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, itu Rp850.000—Rp1,2 juta per pot. Nun di Kecamatan Kayen Kidul, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Agus Joko Susilo, pun semringah lantaran perdagangan tabulampot avokad realatif stabil yaitu 500 pot per bulan meski pandemi korona.
Tabulampot menjadi salah satu pilihan masyarakat selama beraktivitas di rumah. Sejatinya bisnis tabulampot tidak hanya ramai ketika pandemi korona. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan), Kementerian Pertanian, Dr. Ir. Fadjry Djufry, M.Si., mengatakan tren tabulampot setelah pandemi berakhir kemungkinan meningkat. Alasannya kebutuhan dan kesadaran masyarakat untuk hidup sehat dengan mengonsumsi buah segar pun cenderung meningkat.Tabulampot berpotensi menjadi komoditas komersial di perkotaan asalkan kondisi perekonomian membaik serta terbentuk komunitas pencinta tabulampot dan jejaring pemasaran.